Alkitab
merupakan Kitab Suci dari orang Kristen, yang merupakan suatu pedoman orang
Kristen dalam melakukan setiap tugas dan tanggungjawab setiap hari sebagai
manusia yang mempunyai banyak keterbatasan secara fisik maupun secara
intelektual.
Oleh
karena itu, sangatlah penting bagi setiap orang Kristen untuk mengetahui
bagaimana asal mula Alkitab yang dipakai oleh semua orang Kristen saat ini.
karena Alkitab itu tidaklah turun langsung dari langit dan sudah langsung
menjadi utuh seperti Alkitab pada sekarang ini.
Dalam
paper mini ini, saya akan memaparkan beberapa penjelasan tentang Alkitab yang
akan membantu setiap orang Kristen dalam memahami asal-usul dan juga makna dari
Alkitab itu. Bahkan dalam tulisan ini saya juga memaparkan pengertian Metode
dan Penelaahan. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa
itu Alkitab?
2. Apa
itu Metode?
3. Apa
itu Penelaahan?
Adapun
tujuan dari pembuatan paper mini ini adalah agar kita bisa memahami dan
menjelaskan tentang :
1. Apa,
bagaimana dan makna dari Alkitab itu.
2. Apa
dan jenis-jenis metode.
3. Pengertian
dari Penelaahan.
PEMBAHASAN
A.
ALKITAB
Nama
kumpulan kitab-kitab yg diakui sebagai kanonik, dan diakui sebagai Firman Allah
oleh gereja Kristen.Nama ini, yang berdasarkan pemakaian kata Yunani biblia
(jamak, buku-buku) bagi keseluruhan kumpulan kitab-kitab itu seolah-olah satu
kitab saja. Pemakaian tertua dan biblia, Yunani to biblia (buku-buku) dengan
arti itu adalah dalam 2 Clement 14:2 (kr 150 M): 'buku-buku dan para rasul
menyatakan bahwa gereja telah ada sejak mula pertama'. Bnd Dan 9:2,'Aku,
Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab' (Ibrani bassefarim), yang menunjuk
kepada berkas Kitab-kitab nabi dalam PL. Bahasa Yunani biblion (tunggal,
jamaknya biblia) adalah kata pengecil dari biblos, yang menunjuk kepada segala
jenis dokumen. tertulis, tapi pada asalnya kepada suatu dokumen tertulis di
atas papirus (Yunani byblos; bnd pelabuhan Fenisia Byblus, di sini pada zaman
kuno papirus diimpor dari Mesir).Suatu istilah yang sama artinya dengan 'Alkitab'
adalah 'tulisan-tulisan' (Yunani hai graphai, to grammata), yang sering dipakai
dalam PB dan menunjuk kepada seluruh atau sebagian dokumen PL; bnd Mat
21:42, 'belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci?' (en tais graphais); ayat yang
sejajar Mrk 12:10 memakai bentuk tunggal, menunjuk kepada suatu ayat
PL;' 'tidak pernahkah kamu membaca nas ini?' (ten graphen tauten); 2 Tim
3:15, 'Kitab Suci' (ta hiera grammata), ayat 16, 'segala tulisan yang
diilhamkan Allah' (pasa graphe theopneustos). Dalam 2 Ptr
3:16 'semua' surat Paulus terliput juga dalam 'tulisan-tulisan lainnya'
(tas loipas graphas), maksudnya tulisan-tulisan PL dan mungkin juga Kitab-kitab
Injil.
PL
dan PB -- Taurat (dan Ibrani tora) dan Injil (Yunani euangelion) diakui dalam
Al Quran (Sura 3) sebagai pernyataan Allah yg lebih tua.PL bahasa Ibrani adalah
Alkitab Yahudi.Pentateukh bahasa Ibrani adalah Alkitab Samaria.
1. Isi
dan wibawanya
Di antara orang Kristen, yang
mengakui PL dan PB sebagai Alkitab, tidak ada kesepakatan yang bulat tentang isinya.Beberapa
golongan dan gereja Siria tidak memasukkan 2 Ptr, 2 dan 3 Yoh, Yud dan Why
dalam PB. Sedang jemaat Romawi dan Yunani memasukkan beberapa kitab lain ke
dalam PL sebagai tambahan pada semua kitab yg merupakan Alkitab Ibrani;
kitab-kitab tambahan itu adalah bagian dari LXX.
Church of England dan gereja
Lutheran mengikuti Yerome, yg berpandangan bahwa kitab-kitab tambahan itu dapat
dibaca 'untuk teladan hidup dan pengajaran cara hidup, tapi jangan dijadikan
dasar dan dogma'(Art 6). Gereja-gereja Reformasi lainnya sama sekali memberikan
kedudukan kanonik (APOKRIFA). Alkitab Etiopia memuat juga I Henokh dan kitab
Yubile.
Dalam jemaat-jemaat Romawi,
Yunani dan jemaat-jemaat kuno lainnya Alkitab bersama tradisi yang masih hidup
merupakan kewibawaan yang paling tinggi.Tapi dalam gereja-gereja Reformasi
hanya Alkitab satu-satunya instansi final dalam persoalan mengenai dogma dan
hidup. Justru Art 6 dan Church of England menekankan, 'Kitab Suci memuat segala
hal yang perlu bagi keselamatan: jadi apa pun yang tidak terbaca di dalamnya
atau tidak dapat dibuktikan dengannya, tidak boleh dituntut dari seseorang,
untuk mempercayainya sebagai bagian dari iman, atau untuk dianggap dibutuhkan
atau perlu bagi keselamatan'. Dengan tujuan yang sama Westminster Confession of
Faith (1:2) mendaftarkan ke-39 kitab dari PL dan ke-27 kitab dari PB sebagai
'semuanya telah diilhamkan Allah untuk menjadi patokan iman dan hidup.'
2. Dua
Perjanjian
Kata 'perjanjian' dalam 'PL'
dan 'PB' adalah terjemahan Yunani diatheke. Dalam Yer
31:31 dinubuatkan perjanjian baru (Ibrani berit, LXX diatheke) yang akan
mengganti perjanjian yang dibuat Yahweh dengan bangsa Israel di padang pasir
(bnd Kel 24:7-8). 'Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia
menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua' (Ibr 8:13).
Para penulis PB melihat penggenapan nubuat tentang perjanjian baru itu dalam
keadaan baru yang dimulai dengan karya Kristus; firman-Nya sendiri waktu Ia
mengadakan Perjamuan Kudus (1 Kor 11:25) menjadi dasar bagi tafsiran di atas.
Kitab-kitab PL disebut demikian karena hubungannya yang erat dengan sejarah
'perjanjian tua' itu; Kitab-kitab PB disebut demikian karena merupakan
dokumen-dokumen dasar dan 'perjanjian baru.'
Suatu pendekatan pada
pemakaian umum istilah 'perjanjian lama' dapat kita baca dalam 2 Kor 3:14,
jika mereka membaca perjanjian lama, walaupun mungkin Paulus memaksudkan
Taurat, sebagai dasar dan PL, dan bukan sebagai segenap berkas dari Alkitab
Ibrani.' Istilah-istilah 'Perjanjian Lama' (palaia diatheke) dan 'Perjanjian
Baru' (kaine diatheke) untuk kedua kumpulan kitab itu, mulai dipakai secara
umum oleh orang Kristen sejak bagian terakhir abad 2; di Eropa Barat Tertullian
kadang-kadang menerjemahkan diatheke dengan instrumentum (suatu dokumen hukum),
kadang-kadang dengan testamentum; kata yg terakhirlah yg tetap hidup dalam bahasa
Inggris -- 'New Testament' -- dan bahasa Belanda -- 'Nieuwe Testament'.
3. Perjanjian
Lama
Dalam Alkitab bahasa Ibrani,
kitab-kitab itu disusun menjadi tiga bagian Hukum Taurat (tora), Nabi-nabi
(neviim) dan Tulisan-tulisan (ketubim).Kitab-kitab Hukum meliputi Pentateukh,
'kelima kitab dari Musa'. Kitab nabi-nabi terbagi menjadi dua: 'Nabi-nabi
pertama' (neviim risyonim), yaitu Kitab-kitab Yos, Hak, Sam dan Raj, dan
'Nabi-nabi kemudian' (neviim akharonim) yaitu Kitab-kitab Yes, Yer, Yeh, dan
'Kitab keduabelas nabi'. 'Tulisan-tulisan' meliputi Kitab-kitab lainnya:
pertama Mzm, Ams, Pkh dan Ayb, kemudian 'kitab-kitab gulungan' lima (megillot),
yaitu Kid, Rut, Rat, Pkh, Est; dan yg terakhir Dan, Ezr, Neh dan Taw. Jumlahnya
menurut perhitungan lama adalah 24, tapi jumlah 24 ini cocok tepat dengan
perhitungan kita, yaitu 39, sebab dalam perhitungan kita Nabi-nabi terakhir
dihitung 12 kitab, dan Sam, Raj, Taw dan Ezr -- Neh tiap kitab sebagai dua.
Asal mula pendaftaran
kitab-kitab dalam Alkitab Ibrani tidak bisa ditemukan; pembagian menjadi tiga
sering dianggap berhubungan dengan ketiga tahap pengakuan kanonitas dan
kitab-kitab itu, tapi tidak ada bukti yang langsung bagi hal ini (KANON PL).
Dalam LXX kitab-kitab itu
diatur menurut kesamaan isinya.Pentateukh diikuti Kitab-kitab sejarah, kemudian
Kitab-kitab sajak dan hikmat, kemudian kitab-kitab nabi-nabi.Urutan inilah,
dalam garis besar, diambil dan diteruskan (melalui Vulgata) dalam kebanyakan
Alkitab terbitan Kristen. Dari beberapa segi urutan ini lebih cocok dengan
kronologis peristiwa ketimbang urutan Alkitab Ibrani, misalnya Rut langsung
ditempatkan sesudah Hakim-hakim (sebab Rut menceritakan hal-hal yang terjadi
'pada zaman penghakiman para hakim'), dan karya pentawarikh ditempatkan dengan
urutan Taw, Ezr, Neh.
Pembagian menjadi tiga dalam
Alkitab Ibrani nampak dalam kata-kata Luk 24:44 ('Taurat Musa dan
Kitab nabi-nabi dan Kitab Mazmur'); lebih sering PB menyebut 'Taurat ... Kitab para
nabi' (lihMat 5:17 dll) atau 'Musa dan para nabi' (Luk 16:29 dll).
Ilham ilahi yang diceritakan
PL diberikan terutama dengan dua cara: melalui perbuatan-perbuatan kekuasaan
dan perkataan-perkataan nabi. Kedua cara ini sepadu dan tak dapat diceraikan yang
satu dari yang lain. Perbuatan belas kasihan dan penghakiman, yg menjadi alat
Allah Israel untuk menyatakan Diri kepada bangsa perjanjian-Nya, tidak akan
mencapai maksudnya seandainya tidak diterangkan kepada Israel oleh para nabi
orang-orang yg berbicara atas Nama Allah, yang menerima dan menyampaikan
firman-Nya. Misalnya, peristiwa Keluaran tidak akan mencapai anti yang kekal
bagi bangsa Israel, seandainya Musa tidak mengatakan kepada mereka bahwa dalam
peristiwa-peristiwa ini Allah dari Bapak leluhur Israel bekerja untuk kelepasan
mereka, seperti janji-janji-Nya dahulu, sehingga mereka selanjutnya menjadi
umat-Nya dan Ia menjadi Allah mereka. Sebaliknya, kata-kata Musa akan tetap
hampa dan tanpa hasil seandainya peristiwa-peristiwa Keluaran tidak terjadi.
Kita dapat menyamakan peranan Samuel yang sama pentingnya sewaktu orang
Filistin mengancam, peranan nabi-nabi besar abad 8 sM sewaktu Asyur menyapu
segala sesuatu di depannya, peranan Yeremia dan Yehezkiel sewaktu kerajaan
Yehuda menjelang akhirnya, dst.
Hubungan antara perbuatan
kekuasaan dan perkataan nabi dalam PL menerangkan sebab apa sejarah dan nubuat
tercampur dalam halaman-halaman PL; pastilah ini yang menyebabkan orang Yahudi
memasukkan Kitab-kitab sejarah yang utama di antara Kitab nabi-nabi.
Tapi 'tulisan-tulisan' PL
tidak hanya menceritakan penyataan ilahi yang berlipat ganda dan progresif itu;
sekaligus dicatatnya jawaban manusia atas penyataan Allah.Jawab ini
kadang-kadang taat, terlalu sering tidak taat; keduanya dinyatakan baik melalui
perbuatan maupun perkataan. Dalam cerita PL tentang jawaban mereka yang
menerima firman Allah, PB mendapatkan pelajaran praktis bagi orang Kristen;
tentang pemberontakan bangsa Israel di padang pasir dan malapetaka berikutnya,
Paulus menulis, 'Semuanya ini menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan
untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir
telah tiba' (1 Kor 10:11).
Tentang tempat PL dalam
Alkitab Kristen. PL adalah persiapan: 'Setelah pada zaman dahulu Allah berulang
kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi-nabi', hal ini menantikan penyelesaiannya dalam firman yang
dikatakan-Nya 'pada zaman akhir ini', 'kepada kita dengan perantaraan AnakNya'
(Ibr 1:1-2). Tapi PL adalah Alkitab yang dibawa oleh para rasul dan para
pemberita Injil lainnya pada zaman awal Kekristenan bila mereka memberitakan
Yesus sebagai Mesias yang diutus Allah, Tuhan dan Juruselamat: dalam PL mereka
mendapati kesaksian yang terang atas Kristus (Yoh 5:39) dan pemberitaan yang
tegas tentang jalan keselamatan melalui kepercayaan kepada-Nya (Rm 3:21; 2
Tim 3:15). Untuk pemakaian PL mereka mempunyai kewibawaan dan teladan Kristus
sendiri; dan gereja sejak itu selalu berbahagia bila mengikuti teladan yang
diberikan oleh-Nya dan oleh para rasul, dan mengakui PL sebagai kitab
Kristen.'Yang tak bisa diabaikan oleh Sang Juruselamat harus juga tidak bisa
diabaikan oleh orang-orang yang diselamatkan' (G.A Smith).
4. Perjanjian
Baru
Hubungan PL dan PB adalah
sebagai penggenapan dari janji. PL mencatat apa yang 'Allah katakan pada zaman
dahulu kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi'. PB membicarakan
firman terakhir yang difirmankanNya melalui AnakNya, dalam mana seluruh
penyataan sebelumnya dimuat, dikukuhkan dan 'dilampaui'. Perbuatan-perbuatan
kekuasaan yang menyatakan Allah dalam PL memuncak pada karya penyelamatan
Kristus; perkataan-perkataan nabi-nabi PL terpenuhi genap di dalam Dia. Tapi Ia
bukan hanya puncak penyataan Allah; Ia adalah juga jawaban manusia kepada
Allah, Imam Agung dan serentak Rasul dari pengakuan kita (Ibr 3:1). PL
menceritakan kesaksian mereka yang melihat hari Kristus sebelum menyingsing, PB
menceritakan kesaksian mereka yang telah melihat dan mendengar Dia pada waktu
kemanusiaan-Nya, yang dengan kekuasaan RohNya, secara utuh mengenal lalu
memberitakan anti kedatangan-Nya setelah Ia bangkit dari maut.
PB oleh jumlah terbesar
orang Kristen selama 1.600 thn diakui memuat 27 kitab. Dengan sendirinya ke-27
kitab ini menjadi empat bagian: (a) keempat Injil, (b) Kisah Para Rasul, (c) 21
surat yang ditulis oleh para rasul dan orang-orang yang seperti rasul, (d) Wahyu.
Urutan ini disamping logis, juga isi dokumen-dokumen itu garis besarnya taat
asas secara kronologis, tapi urutan ini tidak menuruti urutan kitab-kitab itu
ditulis.
Dokumen-dokumen PB yang
pertama ditulis ialah Surat-surat Paulus.Surat-surat ini (mungkin bersama Surat
Yak) ditulis antara thn 48 dan 60 M, sebelum Injil pertama ditulis.Keempat
Injil ditulis antara thn 60 M dan 100 M, dan pada thn-thn ini juga semua (atau
hampir semua) tulisan PB lainnya ditulis.Penulisan Kitab-kitab PL memakan waktu
1.000 thn dan mungkin lebih, tapi Kitab-kitab PB selesai ditulis dalam satu
abad.
Naskah-naskah PB sesudah
selesai ditulis, tidak terkumpul satu seperti dalam bentuknya yang kita kenal
sekarang.Mula-mula tiap Injil berada di tempat dan bagi orang, untuk siapa pada
mulanya Injil itu memang dituliskan.Tapi kira-kira awal abad 2 semua Injil itu
digabung dan mulai beredar sebagai 4 naskah senada dan selaras (INJIL,
KITAB-KITAB).Sewaktu ini terjadi, Kisah Para Rasul dilepaskan dari Lukas, yang
sebelumnya merupakan satu kitab dengan dua bagian dan beredar terpisah (KISAH
PARA RASUL).
Surat-surat Paulus mula-mula
disimpan oleh jemaat-jemaat atau oleh orang-orang kepada siapa surat-surat itu
dialamatkan. Tapi kira-kira akhir abad 1 bukti-bukti menunjukkan bahwa
Surat-surat Paulus yang masih ada mulai dikumpulkan menjadi satu berkas Surat
Paulus, yg beredar dengan cepat di antara gereja-gereja, mula-mula berupa
berkas yang lebih pendek dengan 10 surat, tapi segera kemudian berupa berkas yang
lebih panjang dengan 13 surat ditambah dengan ke-3 Surat Penggembalaan.
Kumpulan berkas Surat-surat Paulus ternyata tidak diatur menuruti kaidah
kronologis, tapi menurut panjang surat yang makin berkurang. Asas ini masih
dapat dijumpai pada urutan seperti terdapat dalam banyak terbitan PB kini:
surat-surat kepada gereja-gereja mendahului surat-surat kepada perseorangan,
dan dalam kedua bagian ini surat-surat itu diatur sedemikian rupa, sehingga yang
terpanjang mendahului yang terpendek. (Satu-satunya kekecualian, Gal mendahului
Ef meskipun Ef lebih panjang).
Dengan kumpulan Injil dan
berkas Surat-surat Paulus, dan Kisah Para Rasul sebagai yang mengantarai
keduanya, kita mempunyai bagian permulaan dari kanon PB seperti yg kita punyai
sekarang (KANON PB). Gereja purba yang mewarisi Alkitab Ibrani (atau salinan
LXX dlm bh Yunani) sebagai kitab-kitab suci, segera menempatkan naskah-naskah
Injil dan rasuli di Samping Taurat dan Kitab-kitab para nabi, lalu memakainya
untuk memberitakan dan membela berita Injil dan dalam kebaktian Kristen.
Demikianlah Justin Martyr, kira-kira pertengahan abad 2, menceritakan bahwa
orang Kristen dalam perkumpulannya pada hari Minggu, membaca 'catatan-catatan
para rasul atau tulisan-tulisan para nabi' (Apology 1:67). Justru sebagai
dampak dari meluasnya Kekristenan kepada orang-orang yang berbahasa lain dari bahasa
Yunani, maka adalah wajar menerjemahkan PB dari bahasa Yunani ke dalam bahasa-bahasa
itu untuk membantu orang-orang Kristen baru. Ada juga terjemahan PB dalam bahasa
Latin dan Siria bertarikh kira-kira pada thn 200 M dan suatu terjemahan Kopt
pada abad berikutnya.
5. Makna
Alkitab
Alkitab telah berperan, dan
akan seterusnya berperan memainkan peranan penting dalam sejarah kebudayaan.
Banyak bahasa yang untuk pertama kalinya dimasyarakatkan dalam bentuk tulisan,
supaya seluruh atau sebagian Alkitab dapat dilayankan kepada pemilik bahasa
itu.Dan ini barulah contoh kecil dari pengaruh Alkitab atas kebudayaan dunia.
Pengaruh atas kebudayaan ini
adalah dampak langsung dari amanat inti Alkitab.Agak mengherankan, orang dapat
berbicara tentang 'amanat inti' dalam bunga rampai tulisan yang menggambarkan
sejarah kebudayaan Timur Tengah selama ribuan tahun.Tapi memang, amanat inti
itu sungguh ada. Dan pengakuan atas amanat inti inilah yang mengakibatkan
Alkitab dianggap satu buku, dan bukan hanya kumpulan buku-buku -- seperti
biblia bahasa Yunani (buku-buku) menjadi biblia, bh Latin ('buku' bentuk
tunggal).
Amanat inti Alkitab adalah
sejarah penyelamatan; melalui seluruh kedua Perjanjian berita ini memekar, dan
dalam hal ini dapat dilihat tiga unsur pokok: pembawa keselamatan, jalan
keselamatan dan pewaris-pewaris keselamatan. Ihwal ini dapat diungkapkan dengan
gagasan 'perjanjian': amanat inti Alkitab adalah perjanjian Allah dengan
manusia, dan pokok-pokok di dalamnya adalah: pelaksana perjanjian, dasar
perjanjian dan umat perjanjian. Allah sendiri adalah Penyelamat umat-Nya; Dia-lah
yang mengukuhkan dan menguatkan anugerah perjanjian dengan mereka.Pemberi dan
Pelaksana keselamatan, Pengantara perjanjian ialah Yesus Kristus, Putra
Allah.Jalan keselamatan, dasar perjanjian, adalah kasih karunia Allah, yang
menuntut dari umat-Nya jawaban kepercayaan dan ketaatan.Pewaris-pewaris
keselamatan, umat perjanjian, adalah Israel Allah, gereja Allah.
Kesinambungan umat
perjanjian PL ke umat PB diungkapkan dalam kata Yunani ekklesia, yang
padanannya dalam bahasa Indonesia ialah jemaat atau jemaah, yang terdapat dalam
PL dan PB. Memang ekklesia mempunyai arti yang lebih penuh dalam PB. Yesus
berfirman, 'Aku akan mendirikan jemaat-Ku' (Mat 16:18), sebab umat perjanjian yang
lama harus mati dengan Dia agar bangkit kembali dengan Dia masuk ke dalam hidup
baru, suatu hidup yang baru dalam mana segala keterbatasan bangsa hilang. Tapi
dalam diriNya sendiri Tuhan Yesus memberi kesinambungan yang hidup antara
Israel lama dan Israel baru, dan pengikut-pengikut-Nya yang setia adalah sisa yang
benar dari Israel yang lama dan inti Israel yang baru.Tuhan sebagai Hamba dan
umat-Nya sebagai hamba menghubungkan kedua Perjanjian itu.
Berita Alkitab adalah berita
dari Allah kepada manusia, yang diberikan 'dalam pelbagai cara' (Ibr 1:1) dan
pada akhirnya menjelma dalam Kristus. Jadi 'kedaulatan' dan 'kewibawaan' Alkitab
-- Kitab Suci wajib dan harus dipercaya dan ditaati, tidak tergantung pada
kesaksian orang atau gereja, tapi semata-mata hanya pada Allah (yang adalah
Kebenaran itu sendiri), pembuat Alkitab; justru Alkitab wajib harus diterima,
karena Alkitab adalah firman Allah (Westminster Confession of Faith).
Bagi orang Kristen, Alkitab
dapat di ibaratkan sebagai penunjuk atau kompas yang menyertai perjalanan imam
mereka. Alkitab berfungsi sebagai penuntun jalan agar tidak tersesat atau salah
melangkah. Demikianlah pentingnya keberadaan Alkitab dalam kehidupan setiap
orang percaya. Sebagian besar orang Kristen tahu bahwa untuk memahami Alkitab
secara pribadi sangatlah penting sekali untuk pertumbuhan rohani mereka.
B.
METODE
a) Pengertian
Metode
Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem
untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.
Metode (Yunani : Methodos)
adalah cara atau jalan. Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu
maksud yang diinginkan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, metode menyangkut
masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, metode dapat diartikan sebagai caa mendekati,
mengamati, dan menjelaskan suatu gejala dengan menggunakan landasan teori.
Dalam arti luas, metode
merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki
suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan
sebagai solusi atas masalah tersebut. Cara dimaksud dilakukan dengan
menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari berbagai tahapan atau
langkah-langkah. Oleh karena itu, metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah
yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah. Dengan
langkah-langkah tersebut, siapapun yang melaksanakan penelitian dengan
mengulang atau menggunakan metode penelitian yang sama untuk objek dan subjek
yang sama untuk memperoleh hasil yang sama.
b) Jenis-jenis
Metode
Dalam mengkaji atau meneliti maksud Allah yang
sebenarnya dalam Alkitab, para ahli
memberikan penjelasan tentang langkah-langkah untuk mengungkapkan arti dari
Firman itu :
ü Rick
Warren
Menurut Rick Warren, ada 12
metode dalam mengkaji Alkitab, yaitu :
1) Metode
Berdoa
Metode Berdoa adalah
meliputi pemahaman dari sebagian dari Alkitab, besar atau kecil dan bersaat
teduh, berdoa memohon bimbingan Roh Kudus. Ini dilakukan sedemikian lama
sehingga Roh Kudus memperlihatkan anda cara menerapkan Firman Allah itu dalam
kehidupan anda dengan cara yang pribadi, praktis, bisa dilakukan dan bisa
diukur. Maksudnya adalah supaya anda dapat menerima Firman Allah dan menjadi
pelaku Firman itu (Yak. 1:22).
2) Metode
Meringkaskan Bagian Alkitab
Metode merangkum pasal dalam
Alkitab meliputi memperoleh pengertian umum dari isi bagian atau pasal tertentu
dengan jalan membacanya sedikitnya 5 kali, dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan, membuat ringkasan dari pusat pemikiran, dari bagian yang
dipelajari.
3) Metode
Mutu Karakter
Metode Mutu Karakter dari
studi Alkitab merupakan cara untuk mencari apa kata Alkitab tentang sifat
pribadi khusus dai seseorang, dengan maksud utama memberlakukannya bagi diri
kita. cara ini tentunya ada hubungannya dengan metode studi kata-kata, metode
biografi, dan metode referensi silang (cross reference seperti dalam metode
analisis ayat demi ayat).
4) Metode
Tematik
Metode tematik dari studi
Alkitab mengenai penelaahan tema Alkitabiah dengan serangkaian pertanyaan yang
terdiri dari paling banyak 5 pertanyaan itu, rangkum konklusi anda dan tuliskan
aplikasi pribadi. Tujuan dari metode ini adalah menemukan jawaban berdasarkan
tema tertentu dan referensi ayat-ayat di dalam Alkitab.
5) Metode
Biografis
Dengan metode biografis anda
berusaha untuk menemukan keberhasilan dan kegagalan kehidupan rohani individu.
Kalau anda menggunakan metode biografis, anda akan mengenal jiwa orang yang
anda pelajari. Mohonlah kepada Tuhan supaya Ia membantu anda hingga anda boleh
berpikir dan merasakan pengalaman yang hidup. Didalam metode biografis, anda
memilih orang dalam Alkitab dan meneliti Firman Tuhan mengenai orang itu
sehingga anda bisa mengenal kehidupannya dan karakternya.
6) Metode
Topikal
Metode topikal serupa dengan
metode tematik. Akan tetapi ada perbedaan penting antara kedua metode ini.
pertama, metode topikal bisa lebih panjang dari pada metode tematik, karena
anda lebih banyak mempelajari ayat-ayat. Dalam studi topikal, anda
memperhatikan semua tema yang terkait. Kedua, dengan metode topical anda tidak
menentukan anda tidak memilih pertanyaan apa yang akan anda ajukan sebelum
studi di mulai. Bahkan anda akan meneliti setiap ayat tanpa pedoman yang di
tentukan terlebih dahulu dan anda mencatat semua pengertian yang ditemukan.
Metode topical studi Alkitab
mengenai bagaimana memilih subjek Alkitabiah dan menelaahnya dalam seluruh
kitab, Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru, atau seluruh Alkitab untuk bisa
menemukan apa yang dikatakan Tuhan tentang topik itu.
7) Metode
Studi Kata-kata
Metode studi kata-kata dari
Alkitab melihat “kata” secara mikroskopik untuk meneliti asal definisi,
kejadian, dan pemakaian dari “kata” itu. Maksudnya untuk belajar menafsirkan
“kata” seperti dimaksudkan oleh penulis Alkitab.
8) Metode
Latar Belakang Penulisan Kitab
Metode latar belakang
penulisan kitab dari studi Alkitab bertujuan bagaimana memperoleh pengertian
lebih baik dari pesan-pesan Alkitabiah dengan jalan meneliti latar belakang
yang ada kaitannya dengan proses pengalihan, orangnya, peristiwanya, atau
topiknya.
Proses pengalihan dari
status kehidupan yang satu kepada yang berikut,
seperti misalnya kelahiran inisiasi, pernikahan, kematian dan
sebagainya.
9) Metode
Survey Kitab
Studi survey kitab meliputi
bagaimana memperoleh suatu pandangan atas seluruh kitab. Pandangan dari atas
kebawah pada kitab dengan jalan membacanya beberapa kali tanpa berhenti karena
hal yang rinci (detail). Lalu anda mengajukan pelbagai pertanyaan tentang latar
belakang dan isi untuk kemudian mencoba menyusun rangkuman dalam bagan
horizontal. Tujuannya adalah memperoleh pengertian umum dari tujuan, tema,
struktur dan isi yang telah dipilh oleh penulis.
10) Metode Analisis Pasal
Analisis bab atau pasal
adalah bagaimana memperoleh pengertian dari bahan-bahan yang ada dalam bab dari
kitab dengan meneliti saksama setiap paragraf, kalimat, dan kata secara
intensif, rinci dan dengan cara sistematis. Tiga bagian dari metode ini adalah
ikhtisar bab, analisis ayat demi ayat, dan konklusi bab.
11) Metode Sintesis kitab
Metode sintesis studi
Alkitab mengenai mempelajari kitab secara kesatuan yang utuh dengan membacanya
terus beberapa kali dan mengikhtisarkan isinya atas dasar studi dan analisa
terlebih dahulu pada tahap satu dan kedua. Kata sintese berasal dari bahasa
Yunani “Syn” yang berarti bersam dan “the” yang berarti menempatkan, sehingga
arti seluruhnya ialah “menempatkan bersama”. Sintese adalah kebalikan dari
analisa, yang berarti “memisahkan”.
12) Metode Analisa Ayat-ayat
Metode analisa ayat-ayat
studi Alkitab meliputi pemilihan bagian dari Alkitab dan meneliti detailnya
dengan bertanya, menemukan referensi silang, dan mengungkapkan kembali dengan
kata-kata sendiri arti ayat yang dianalisa. Lalu anda menulis aplikasi pribadi
yang mungkin dilakukan.
C.
PENELAAHAN
a) Pengertian
Penelaahan
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, penelaahan berasal dari kata dasar telaah yang
berarti penyelidikan; kajian; pemeriksaan; penelitian. Sebelum memahami arti
dari penelaahan saya akan menjelaskan pengertian dari Menelaah dan Penelaah.
Menelaah artinya mempelajari; menyelidik; mengkaji; memeriksa; menilik.Dan
penelaah artinya orang yang menelaah; orang yang mengkaji; penyelidik;
pemeriksa; peneliti. Jadi dari definisi dari arti kata diatas maka Penelaahan
bararti proses; cara; dan perbuatan menelaah.
b) Pengertian
Penelitian
Karena
kata penelaahan jarang digunakan, maka kami akan lebih menekankan kepada kata
“penelitian/research”. Kata penelitian (research) berasal dari kata “reserare”
(bahasa Latin) yang berarti mengungkapkan. Secara etimologis, kata “research”
berasal dari kata “re” dan “to search”. RE
berarti kembali dan TO SEARCH berarti
mencari. Jadi, secara etimologis, penelitian berarti mencari kembali atau
mengungkapkan.
Bila
diperhatikan secara lebih cermat, dalam batasan apakah penelitian itu maka akan
di peroleh bahwa setiap pakar akan memberikan jawaban yang berbeda-beda.
Perbedaan tersebut di antaranya di pengaruhi oleh adanya factor yang
melatarbelakangi seorang peneliti disamping factor pengalaman yang telah
dimiliki dalam hidup seorang peneliti.
Penelitian
tidak lain adalah art and science
guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan (Yoseph dan Yoseph, 1979).
Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan ruang yang akan
mengakomodasikan adanya perbedaan tentang apa yang di maksud dengan penelitian.
Penelitian
dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan
untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik Discovery maupun invention. Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya
sudah ada, sebagai contoh misalnya penemuan benua Amerika adalah penemuan yang
cocok untuk arti Discovery. Sedangkan Invention dapat diartikan sebagai
penemuan hasil penelitian yang betulbetul baru dengan dukungan fakta. Misalnya
hasil cloning dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan penuh, kemudian
diteliti untuk menemukan jenis yang baru.
Penelitian
menurut Kerlinger (1986) ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik
sistematis, terkontrol, empiris dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau
jawaban sementara. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh
Kerlinger agar kegiatan penelitian berbeda dengan kegiatan professional
lainnya. Penelitian berbada dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas
wartawan yang biasaya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan
mereka belum di katakana penelitian, karena tidak dilengkapi karakteristik lain
yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik
mandasar pada teori yang ada dn relevan dan dilakukan secara intensif dan
dikontrol dalam pelaksanaannya.
Dari
beberapa pendapat tersebut jelas kiranya bahwa setiap orang pada prinsipnya
akan memberikan pengertian tentang penelitian berbeda-beda. Perbedaan tersebut
biasanya tergantung dengan beberapa factor seperti diantaranya : latar belakang
pengetahuan seseorang, kehidupan seseorang, dan pengalaman yang dimiliki oleh
seseorang itu. Sebagai jawaban atas pertanyaan tentang apakah penelitian itu?
Dapat disimpulkan bahwa: “ penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan
secara sistematis, terkontrol, mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat
denga fakta dan gejala yang ada.
Dari
apa yang telah dijelaskan diatas, penelitian juga mempunyai tujuan-tujuan yang
akan dicapai. Beberapa tujuan yang hendak dicapai dapat dilihat diantaranya
termasuk pada keterangan dibawah ini:
a. Memperoleh
informasi baru
b. Mengembangkan
dan menjelaskan data penelitian
c. Menerangkan,Memprediksi,
dan Mengontrol suatu ubahan
PENUTUP
v KESIMPULAN
Dari apa yang telah saya kaji diatas,
yaitu tentang Alkitab, Metode, Penelaahan, Sekolah dan Jemaat. Maka dari itu
saya mengambil suatu kesimpulan bahwa pengertian dari Metode Penelaahan Alkitab
di Sekolah dan Jemaat yaitu cara-cara yang sudah diatur atau disusun dengan
teratur untuk melakukan suatu kajian/penelitian yang menjadi maksud Allah dalam
nats-nats Alkitab (yaitu dalam PL dan PB) untuk diajarkan kepada setiap siswa
disekolah dan juga warga jemaat.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø Ensiklopedia
Alkitab Elektronik
Ø Kamus
Besar Bahasa Indonesia Elektronik
Ø W.
J. S. Purwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta : 2007
Ø Prof.
Dr. H. Darmadi, Mtetode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung : 2011
Ø Dr.
U. Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Refika Aditama, Bandung : 2010
sangat membantu
BalasHapus