Kamis, 17 Desember 2015

Konsep Dasar Penelaahan Alkitab

PENDAHULUAN
Alkitab merupakan Kitab Suci dari orang Kristen, yang merupakan suatu pedoman orang Kristen dalam melakukan setiap tugas dan tanggungjawab setiap hari sebagai manusia yang mempunyai banyak keterbatasan secara fisik maupun secara intelektual.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi setiap orang Kristen untuk mengetahui bagaimana asal mula Alkitab yang dipakai oleh semua orang Kristen saat ini. karena Alkitab itu tidaklah turun langsung dari langit dan sudah langsung menjadi utuh seperti Alkitab pada sekarang ini.
Dalam paper mini ini, saya akan memaparkan beberapa penjelasan tentang Alkitab yang akan membantu setiap orang Kristen dalam memahami asal-usul dan juga makna dari Alkitab itu. Bahkan dalam tulisan ini saya juga memaparkan pengertian Metode dan Penelaahan. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1.    Apa itu Alkitab?
2.    Apa itu Metode?
3.    Apa itu Penelaahan?

Adapun tujuan dari pembuatan paper mini ini adalah agar kita bisa memahami dan menjelaskan tentang :
1.    Apa, bagaimana dan makna dari Alkitab itu.
2.    Apa dan jenis-jenis metode.
3.    Pengertian dari Penelaahan.








PEMBAHASAN
A.   ALKITAB

Nama kumpulan kitab-kitab yg diakui sebagai kanonik, dan diakui sebagai Firman Allah oleh gereja Kristen.Nama ini, yang berdasarkan pemakaian kata Yunani biblia (jamak, buku-buku) bagi keseluruhan kumpulan kitab-kitab itu seolah-olah satu kitab saja. Pemakaian tertua dan biblia, Yunani to biblia (buku-buku) dengan arti itu adalah dalam 2 Clement 14:2 (kr 150 M): 'buku-buku dan para rasul menyatakan bahwa gereja telah ada sejak mula pertama'. Bnd Dan 9:2,'Aku, Daniel, memperhatikan dalam kumpulan Kitab' (Ibrani bassefarim), yang menunjuk kepada berkas Kitab-kitab nabi dalam PL. Bahasa Yunani biblion (tunggal, jamaknya biblia) adalah kata pengecil dari biblos, yang menunjuk kepada segala jenis dokumen. tertulis, tapi pada asalnya kepada suatu dokumen tertulis di atas papirus (Yunani byblos; bnd pelabuhan Fenisia Byblus, di sini pada zaman kuno papirus diimpor dari Mesir).Suatu istilah yang sama artinya dengan 'Alkitab' adalah 'tulisan-tulisan' (Yunani hai graphai, to grammata), yang sering dipakai dalam PB dan menunjuk kepada seluruh atau sebagian dokumen PL; bnd Mat 21:42, 'belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci?' (en tais graphais); ayat yang sejajar Mrk 12:10 memakai bentuk tunggal, menunjuk kepada suatu ayat PL;' 'tidak pernahkah kamu membaca nas ini?' (ten graphen tauten); 2 Tim 3:15, 'Kitab Suci' (ta hiera grammata), ayat 16, 'segala tulisan yang diilhamkan Allah' (pasa graphe theopneustos). Dalam 2 Ptr 3:16 'semua' surat Paulus terliput juga dalam 'tulisan-tulisan lainnya' (tas loipas graphas), maksudnya tulisan-tulisan PL dan mungkin juga Kitab-kitab Injil.
PL dan PB -- Taurat (dan Ibrani tora) dan Injil (Yunani euangelion) diakui dalam Al Quran (Sura 3) sebagai pernyataan Allah yg lebih tua.PL bahasa Ibrani adalah Alkitab Yahudi.Pentateukh bahasa Ibrani adalah Alkitab Samaria.

1.    Isi dan wibawanya
Di antara orang Kristen, yang mengakui PL dan PB sebagai Alkitab, tidak ada kesepakatan yang bulat tentang isinya.Beberapa golongan dan gereja Siria tidak memasukkan 2 Ptr, 2 dan 3 Yoh, Yud dan Why dalam PB. Sedang jemaat Romawi dan Yunani memasukkan beberapa kitab lain ke dalam PL sebagai tambahan pada semua kitab yg merupakan Alkitab Ibrani; kitab-kitab tambahan itu adalah bagian dari LXX.
Church of England dan gereja Lutheran mengikuti Yerome, yg berpandangan bahwa kitab-kitab tambahan itu dapat dibaca 'untuk teladan hidup dan pengajaran cara hidup, tapi jangan dijadikan dasar dan dogma'(Art 6). Gereja-gereja Reformasi lainnya sama sekali memberikan kedudukan kanonik (APOKRIFA). Alkitab Etiopia memuat juga I Henokh dan kitab Yubile.
Dalam jemaat-jemaat Romawi, Yunani dan jemaat-jemaat kuno lainnya Alkitab bersama tradisi yang masih hidup merupakan kewibawaan yang paling tinggi.Tapi dalam gereja-gereja Reformasi hanya Alkitab satu-satunya instansi final dalam persoalan mengenai dogma dan hidup. Justru Art 6 dan Church of England menekankan, 'Kitab Suci memuat segala hal yang perlu bagi keselamatan: jadi apa pun yang tidak terbaca di dalamnya atau tidak dapat dibuktikan dengannya, tidak boleh dituntut dari seseorang, untuk mempercayainya sebagai bagian dari iman, atau untuk dianggap dibutuhkan atau perlu bagi keselamatan'. Dengan tujuan yang sama Westminster Confession of Faith (1:2) mendaftarkan ke-39 kitab dari PL dan ke-27 kitab dari PB sebagai 'semuanya telah diilhamkan Allah untuk menjadi patokan iman dan hidup.'

2.    Dua Perjanjian
Kata 'perjanjian' dalam 'PL' dan 'PB' adalah terjemahan Yunani diatheke. Dalam Yer 31:31 dinubuatkan perjanjian baru (Ibrani berit, LXX diatheke) yang akan mengganti perjanjian yang dibuat Yahweh dengan bangsa Israel di padang pasir (bnd Kel 24:7-8). 'Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyatakan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua' (Ibr 8:13). Para penulis PB melihat penggenapan nubuat tentang perjanjian baru itu dalam keadaan baru yang dimulai dengan karya Kristus; firman-Nya sendiri waktu Ia mengadakan Perjamuan Kudus (1 Kor 11:25) menjadi dasar bagi tafsiran di atas. Kitab-kitab PL disebut demikian karena hubungannya yang erat dengan sejarah 'perjanjian tua' itu; Kitab-kitab PB disebut demikian karena merupakan dokumen-dokumen dasar dan 'perjanjian baru.'
Suatu pendekatan pada pemakaian umum istilah 'perjanjian lama' dapat kita baca dalam 2 Kor 3:14, jika mereka membaca perjanjian lama, walaupun mungkin Paulus memaksudkan Taurat, sebagai dasar dan PL, dan bukan sebagai segenap berkas dari Alkitab Ibrani.' Istilah-istilah 'Perjanjian Lama' (palaia diatheke) dan 'Perjanjian Baru' (kaine diatheke) untuk kedua kumpulan kitab itu, mulai dipakai secara umum oleh orang Kristen sejak bagian terakhir abad 2; di Eropa Barat Tertullian kadang-kadang menerjemahkan diatheke dengan instrumentum (suatu dokumen hukum), kadang-kadang dengan testamentum; kata yg terakhirlah yg tetap hidup dalam bahasa Inggris -- 'New Testament' -- dan bahasa Belanda -- 'Nieuwe Testament'.

3.    Perjanjian Lama
Dalam Alkitab bahasa Ibrani, kitab-kitab itu disusun menjadi tiga bagian Hukum Taurat (tora), Nabi-nabi (neviim) dan Tulisan-tulisan (ketubim).Kitab-kitab Hukum meliputi Pentateukh, 'kelima kitab dari Musa'. Kitab nabi-nabi terbagi menjadi dua: 'Nabi-nabi pertama' (neviim risyonim), yaitu Kitab-kitab Yos, Hak, Sam dan Raj, dan 'Nabi-nabi kemudian' (neviim akharonim) yaitu Kitab-kitab Yes, Yer, Yeh, dan 'Kitab keduabelas nabi'. 'Tulisan-tulisan' meliputi Kitab-kitab lainnya: pertama Mzm, Ams, Pkh dan Ayb, kemudian 'kitab-kitab gulungan' lima (megillot), yaitu Kid, Rut, Rat, Pkh, Est; dan yg terakhir Dan, Ezr, Neh dan Taw. Jumlahnya menurut perhitungan lama adalah 24, tapi jumlah 24 ini cocok tepat dengan perhitungan kita, yaitu 39, sebab dalam perhitungan kita Nabi-nabi terakhir dihitung 12 kitab, dan Sam, Raj, Taw dan Ezr -- Neh tiap kitab sebagai dua.
Asal mula pendaftaran kitab-kitab dalam Alkitab Ibrani tidak bisa ditemukan; pembagian menjadi tiga sering dianggap berhubungan dengan ketiga tahap pengakuan kanonitas dan kitab-kitab itu, tapi tidak ada bukti yang langsung bagi hal ini (KANON PL).
Dalam LXX kitab-kitab itu diatur menurut kesamaan isinya.Pentateukh diikuti Kitab-kitab sejarah, kemudian Kitab-kitab sajak dan hikmat, kemudian kitab-kitab nabi-nabi.Urutan inilah, dalam garis besar, diambil dan diteruskan (melalui Vulgata) dalam kebanyakan Alkitab terbitan Kristen. Dari beberapa segi urutan ini lebih cocok dengan kronologis peristiwa ketimbang urutan Alkitab Ibrani, misalnya Rut langsung ditempatkan sesudah Hakim-hakim (sebab Rut menceritakan hal-hal yang terjadi 'pada zaman penghakiman para hakim'), dan karya pentawarikh ditempatkan dengan urutan Taw, Ezr, Neh.
Pembagian menjadi tiga dalam Alkitab Ibrani nampak dalam kata-kata Luk 24:44 ('Taurat Musa dan Kitab nabi-nabi dan Kitab Mazmur'); lebih sering PB menyebut 'Taurat ... Kitab para nabi' (lihMat 5:17 dll) atau 'Musa dan para nabi' (Luk 16:29 dll).
Ilham ilahi yang diceritakan PL diberikan terutama dengan dua cara: melalui perbuatan-perbuatan kekuasaan dan perkataan-perkataan nabi. Kedua cara ini sepadu dan tak dapat diceraikan yang satu dari yang lain. Perbuatan belas kasihan dan penghakiman, yg menjadi alat Allah Israel untuk menyatakan Diri kepada bangsa perjanjian-Nya, tidak akan mencapai maksudnya seandainya tidak diterangkan kepada Israel oleh para nabi orang-orang yg berbicara atas Nama Allah, yang menerima dan menyampaikan firman-Nya. Misalnya, peristiwa Keluaran tidak akan mencapai anti yang kekal bagi bangsa Israel, seandainya Musa tidak mengatakan kepada mereka bahwa dalam peristiwa-peristiwa ini Allah dari Bapak leluhur Israel bekerja untuk kelepasan mereka, seperti janji-janji-Nya dahulu, sehingga mereka selanjutnya menjadi umat-Nya dan Ia menjadi Allah mereka. Sebaliknya, kata-kata Musa akan tetap hampa dan tanpa hasil seandainya peristiwa-peristiwa Keluaran tidak terjadi. Kita dapat menyamakan peranan Samuel yang sama pentingnya sewaktu orang Filistin mengancam, peranan nabi-nabi besar abad 8 sM sewaktu Asyur menyapu segala sesuatu di depannya, peranan Yeremia dan Yehezkiel sewaktu kerajaan Yehuda menjelang akhirnya, dst.
Hubungan antara perbuatan kekuasaan dan perkataan nabi dalam PL menerangkan sebab apa sejarah dan nubuat tercampur dalam halaman-halaman PL; pastilah ini yang menyebabkan orang Yahudi memasukkan Kitab-kitab sejarah yang utama di antara Kitab nabi-nabi.
Tapi 'tulisan-tulisan' PL tidak hanya menceritakan penyataan ilahi yang berlipat ganda dan progresif itu; sekaligus dicatatnya jawaban manusia atas penyataan Allah.Jawab ini kadang-kadang taat, terlalu sering tidak taat; keduanya dinyatakan baik melalui perbuatan maupun perkataan. Dalam cerita PL tentang jawaban mereka yang menerima firman Allah, PB mendapatkan pelajaran praktis bagi orang Kristen; tentang pemberontakan bangsa Israel di padang pasir dan malapetaka berikutnya, Paulus menulis, 'Semuanya ini menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba' (1 Kor 10:11).
Tentang tempat PL dalam Alkitab Kristen. PL adalah persiapan: 'Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi', hal ini menantikan penyelesaiannya dalam firman yang dikatakan-Nya 'pada zaman akhir ini', 'kepada kita dengan perantaraan AnakNya' (Ibr 1:1-2). Tapi PL adalah Alkitab yang dibawa oleh para rasul dan para pemberita Injil lainnya pada zaman awal Kekristenan bila mereka memberitakan Yesus sebagai Mesias yang diutus Allah, Tuhan dan Juruselamat: dalam PL mereka mendapati kesaksian yang terang atas Kristus (Yoh 5:39) dan pemberitaan yang tegas tentang jalan keselamatan melalui kepercayaan kepada-Nya (Rm 3:21; 2 Tim 3:15). Untuk pemakaian PL mereka mempunyai kewibawaan dan teladan Kristus sendiri; dan gereja sejak itu selalu berbahagia bila mengikuti teladan yang diberikan oleh-Nya dan oleh para rasul, dan mengakui PL sebagai kitab Kristen.'Yang tak bisa diabaikan oleh Sang Juruselamat harus juga tidak bisa diabaikan oleh orang-orang yang diselamatkan' (G.A Smith).

4.    Perjanjian Baru
Hubungan PL dan PB adalah sebagai penggenapan dari janji. PL mencatat apa yang 'Allah katakan pada zaman dahulu kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi'. PB membicarakan firman terakhir yang difirmankanNya melalui AnakNya, dalam mana seluruh penyataan sebelumnya dimuat, dikukuhkan dan 'dilampaui'. Perbuatan-perbuatan kekuasaan yang menyatakan Allah dalam PL memuncak pada karya penyelamatan Kristus; perkataan-perkataan nabi-nabi PL terpenuhi genap di dalam Dia. Tapi Ia bukan hanya puncak penyataan Allah; Ia adalah juga jawaban manusia kepada Allah, Imam Agung dan serentak Rasul dari pengakuan kita (Ibr 3:1). PL menceritakan kesaksian mereka yang melihat hari Kristus sebelum menyingsing, PB menceritakan kesaksian mereka yang telah melihat dan mendengar Dia pada waktu kemanusiaan-Nya, yang dengan kekuasaan RohNya, secara utuh mengenal lalu memberitakan anti kedatangan-Nya setelah Ia bangkit dari maut.
PB oleh jumlah terbesar orang Kristen selama 1.600 thn diakui memuat 27 kitab. Dengan sendirinya ke-27 kitab ini menjadi empat bagian: (a) keempat Injil, (b) Kisah Para Rasul, (c) 21 surat yang ditulis oleh para rasul dan orang-orang yang seperti rasul, (d) Wahyu. Urutan ini disamping logis, juga isi dokumen-dokumen itu garis besarnya taat asas secara kronologis, tapi urutan ini tidak menuruti urutan kitab-kitab itu ditulis.
Dokumen-dokumen PB yang pertama ditulis ialah Surat-surat Paulus.Surat-surat ini (mungkin bersama Surat Yak) ditulis antara thn 48 dan 60 M, sebelum Injil pertama ditulis.Keempat Injil ditulis antara thn 60 M dan 100 M, dan pada thn-thn ini juga semua (atau hampir semua) tulisan PB lainnya ditulis.Penulisan Kitab-kitab PL memakan waktu 1.000 thn dan mungkin lebih, tapi Kitab-kitab PB selesai ditulis dalam satu abad.
Naskah-naskah PB sesudah selesai ditulis, tidak terkumpul satu seperti dalam bentuknya yang kita kenal sekarang.Mula-mula tiap Injil berada di tempat dan bagi orang, untuk siapa pada mulanya Injil itu memang dituliskan.Tapi kira-kira awal abad 2 semua Injil itu digabung dan mulai beredar sebagai 4 naskah senada dan selaras (INJIL, KITAB-KITAB).Sewaktu ini terjadi, Kisah Para Rasul dilepaskan dari Lukas, yang sebelumnya merupakan satu kitab dengan dua bagian dan beredar terpisah (KISAH PARA RASUL).
Surat-surat Paulus mula-mula disimpan oleh jemaat-jemaat atau oleh orang-orang kepada siapa surat-surat itu dialamatkan. Tapi kira-kira akhir abad 1 bukti-bukti menunjukkan bahwa Surat-surat Paulus yang masih ada mulai dikumpulkan menjadi satu berkas Surat Paulus, yg beredar dengan cepat di antara gereja-gereja, mula-mula berupa berkas yang lebih pendek dengan 10 surat, tapi segera kemudian berupa berkas yang lebih panjang dengan 13 surat ditambah dengan ke-3 Surat Penggembalaan. Kumpulan berkas Surat-surat Paulus ternyata tidak diatur menuruti kaidah kronologis, tapi menurut panjang surat yang makin berkurang. Asas ini masih dapat dijumpai pada urutan seperti terdapat dalam banyak terbitan PB kini: surat-surat kepada gereja-gereja mendahului surat-surat kepada perseorangan, dan dalam kedua bagian ini surat-surat itu diatur sedemikian rupa, sehingga yang terpanjang mendahului yang terpendek. (Satu-satunya kekecualian, Gal mendahului Ef meskipun Ef lebih panjang).
Dengan kumpulan Injil dan berkas Surat-surat Paulus, dan Kisah Para Rasul sebagai yang mengantarai keduanya, kita mempunyai bagian permulaan dari kanon PB seperti yg kita punyai sekarang (KANON PB). Gereja purba yang mewarisi Alkitab Ibrani (atau salinan LXX dlm bh Yunani) sebagai kitab-kitab suci, segera menempatkan naskah-naskah Injil dan rasuli di Samping Taurat dan Kitab-kitab para nabi, lalu memakainya untuk memberitakan dan membela berita Injil dan dalam kebaktian Kristen. Demikianlah Justin Martyr, kira-kira pertengahan abad 2, menceritakan bahwa orang Kristen dalam perkumpulannya pada hari Minggu, membaca 'catatan-catatan para rasul atau tulisan-tulisan para nabi' (Apology 1:67). Justru sebagai dampak dari meluasnya Kekristenan kepada orang-orang yang berbahasa lain dari bahasa Yunani, maka adalah wajar menerjemahkan PB dari bahasa Yunani ke dalam bahasa-bahasa itu untuk membantu orang-orang Kristen baru. Ada juga terjemahan PB dalam bahasa Latin dan Siria bertarikh kira-kira pada thn 200 M dan suatu terjemahan Kopt pada abad berikutnya.

5.    Makna Alkitab
Alkitab telah berperan, dan akan seterusnya berperan memainkan peranan penting dalam sejarah kebudayaan. Banyak bahasa yang untuk pertama kalinya dimasyarakatkan dalam bentuk tulisan, supaya seluruh atau sebagian Alkitab dapat dilayankan kepada pemilik bahasa itu.Dan ini barulah contoh kecil dari pengaruh Alkitab atas kebudayaan dunia.
Pengaruh atas kebudayaan ini adalah dampak langsung dari amanat inti Alkitab.Agak mengherankan, orang dapat berbicara tentang 'amanat inti' dalam bunga rampai tulisan yang menggambarkan sejarah kebudayaan Timur Tengah selama ribuan tahun.Tapi memang, amanat inti itu sungguh ada. Dan pengakuan atas amanat inti inilah yang mengakibatkan Alkitab dianggap satu buku, dan bukan hanya kumpulan buku-buku -- seperti biblia bahasa Yunani (buku-buku) menjadi biblia, bh Latin ('buku' bentuk tunggal).
Amanat inti Alkitab adalah sejarah penyelamatan; melalui seluruh kedua Perjanjian berita ini memekar, dan dalam hal ini dapat dilihat tiga unsur pokok: pembawa keselamatan, jalan keselamatan dan pewaris-pewaris keselamatan. Ihwal ini dapat diungkapkan dengan gagasan 'perjanjian': amanat inti Alkitab adalah perjanjian Allah dengan manusia, dan pokok-pokok di dalamnya adalah: pelaksana perjanjian, dasar perjanjian dan umat perjanjian. Allah sendiri adalah Penyelamat umat-Nya; Dia-lah yang mengukuhkan dan menguatkan anugerah perjanjian dengan mereka.Pemberi dan Pelaksana keselamatan, Pengantara perjanjian ialah Yesus Kristus, Putra Allah.Jalan keselamatan, dasar perjanjian, adalah kasih karunia Allah, yang menuntut dari umat-Nya jawaban kepercayaan dan ketaatan.Pewaris-pewaris keselamatan, umat perjanjian, adalah Israel Allah, gereja Allah.
Kesinambungan umat perjanjian PL ke umat PB diungkapkan dalam kata Yunani ekklesia, yang padanannya dalam bahasa Indonesia ialah jemaat atau jemaah, yang terdapat dalam PL dan PB. Memang ekklesia mempunyai arti yang lebih penuh dalam PB. Yesus berfirman, 'Aku akan mendirikan jemaat-Ku' (Mat 16:18), sebab umat perjanjian yang lama harus mati dengan Dia agar bangkit kembali dengan Dia masuk ke dalam hidup baru, suatu hidup yang baru dalam mana segala keterbatasan bangsa hilang. Tapi dalam diriNya sendiri Tuhan Yesus memberi kesinambungan yang hidup antara Israel lama dan Israel baru, dan pengikut-pengikut-Nya yang setia adalah sisa yang benar dari Israel yang lama dan inti Israel yang baru.Tuhan sebagai Hamba dan umat-Nya sebagai hamba menghubungkan kedua Perjanjian itu.
Berita Alkitab adalah berita dari Allah kepada manusia, yang diberikan 'dalam pelbagai cara' (Ibr 1:1) dan pada akhirnya menjelma dalam Kristus. Jadi 'kedaulatan' dan 'kewibawaan' Alkitab -- Kitab Suci wajib dan harus dipercaya dan ditaati, tidak tergantung pada kesaksian orang atau gereja, tapi semata-mata hanya pada Allah (yang adalah Kebenaran itu sendiri), pembuat Alkitab; justru Alkitab wajib harus diterima, karena Alkitab adalah firman Allah (Westminster Confession of Faith).
Bagi orang Kristen, Alkitab dapat di ibaratkan sebagai penunjuk atau kompas yang menyertai perjalanan imam mereka. Alkitab berfungsi sebagai penuntun jalan agar tidak tersesat atau salah melangkah. Demikianlah pentingnya keberadaan Alkitab dalam kehidupan setiap orang percaya. Sebagian besar orang Kristen tahu bahwa untuk memahami Alkitab secara pribadi sangatlah penting sekali untuk pertumbuhan rohani mereka.

  

B.   METODE
a)    Pengertian Metode
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Metode (Yunani : Methodos) adalah cara atau jalan. Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud yang diinginkan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Oleh sebab itu, metode dapat diartikan sebagai caa mendekati, mengamati, dan menjelaskan suatu gejala dengan menggunakan landasan teori.
Dalam arti luas, metode merupakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut. Cara dimaksud dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yang terdiri dari berbagai tahapan atau langkah-langkah. Oleh karena itu, metode merupakan keseluruhan langkah ilmiah yang digunakan untuk menemukan solusi atas suatu masalah. Dengan langkah-langkah tersebut, siapapun yang melaksanakan penelitian dengan mengulang atau menggunakan metode penelitian yang sama untuk objek dan subjek yang sama untuk memperoleh hasil yang sama.

b)    Jenis-jenis Metode
Dalam  mengkaji atau meneliti maksud Allah yang sebenarnya dalam Alkitab,  para ahli memberikan penjelasan tentang langkah-langkah untuk mengungkapkan arti dari Firman itu :

ü  Rick Warren
Menurut Rick Warren, ada 12 metode dalam mengkaji Alkitab, yaitu :
1)    Metode Berdoa
Metode Berdoa adalah meliputi pemahaman dari sebagian dari Alkitab, besar atau kecil dan bersaat teduh, berdoa memohon bimbingan Roh Kudus. Ini dilakukan sedemikian lama sehingga Roh Kudus memperlihatkan anda cara menerapkan Firman Allah itu dalam kehidupan anda dengan cara yang pribadi, praktis, bisa dilakukan dan bisa diukur. Maksudnya adalah supaya anda dapat menerima Firman Allah dan menjadi pelaku Firman itu (Yak. 1:22).
2)    Metode Meringkaskan Bagian Alkitab
Metode merangkum pasal dalam Alkitab meliputi memperoleh pengertian umum dari isi bagian atau pasal tertentu dengan jalan membacanya sedikitnya 5 kali, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, membuat ringkasan dari pusat pemikiran, dari bagian yang dipelajari.
3)    Metode Mutu Karakter
Metode Mutu Karakter dari studi Alkitab merupakan cara untuk mencari apa kata Alkitab tentang sifat pribadi khusus dai seseorang, dengan maksud utama memberlakukannya bagi diri kita. cara ini tentunya ada hubungannya dengan metode studi kata-kata, metode biografi, dan metode referensi silang (cross reference seperti dalam metode analisis ayat demi ayat).
4)    Metode Tematik
Metode tematik dari studi Alkitab mengenai penelaahan tema Alkitabiah dengan serangkaian pertanyaan yang terdiri dari paling banyak 5 pertanyaan itu, rangkum konklusi anda dan tuliskan aplikasi pribadi. Tujuan dari metode ini adalah menemukan jawaban berdasarkan tema tertentu dan referensi ayat-ayat di dalam Alkitab.
5)    Metode Biografis
Dengan metode biografis anda berusaha untuk menemukan keberhasilan dan kegagalan kehidupan rohani individu. Kalau anda menggunakan metode biografis, anda akan mengenal jiwa orang yang anda pelajari. Mohonlah kepada Tuhan supaya Ia membantu anda hingga anda boleh berpikir dan merasakan pengalaman yang hidup. Didalam metode biografis, anda memilih orang dalam Alkitab dan meneliti Firman Tuhan mengenai orang itu sehingga anda bisa mengenal kehidupannya dan karakternya.
6)    Metode Topikal
Metode topikal serupa dengan metode tematik. Akan tetapi ada perbedaan penting antara kedua metode ini. pertama, metode topikal bisa lebih panjang dari pada metode tematik, karena anda lebih banyak mempelajari ayat-ayat. Dalam studi topikal, anda memperhatikan semua tema yang terkait. Kedua, dengan metode topical anda tidak menentukan anda tidak memilih pertanyaan apa yang akan anda ajukan sebelum studi di mulai. Bahkan anda akan meneliti setiap ayat tanpa pedoman yang di tentukan terlebih dahulu dan anda mencatat semua pengertian yang ditemukan.
Metode topical studi Alkitab mengenai bagaimana memilih subjek Alkitabiah dan menelaahnya dalam seluruh kitab, Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru, atau seluruh Alkitab untuk bisa menemukan apa yang dikatakan Tuhan tentang topik itu.
7)    Metode Studi Kata-kata
Metode studi kata-kata dari Alkitab melihat “kata” secara mikroskopik untuk meneliti asal definisi, kejadian, dan pemakaian dari “kata” itu. Maksudnya untuk belajar menafsirkan “kata” seperti dimaksudkan oleh penulis Alkitab.
8)    Metode Latar Belakang Penulisan Kitab
Metode latar belakang penulisan kitab dari studi Alkitab bertujuan bagaimana memperoleh pengertian lebih baik dari pesan-pesan Alkitabiah dengan jalan meneliti latar belakang yang ada kaitannya dengan proses pengalihan, orangnya, peristiwanya, atau topiknya.
Proses pengalihan dari status kehidupan yang satu kepada yang berikut,  seperti misalnya kelahiran inisiasi, pernikahan, kematian dan sebagainya.
9)    Metode Survey Kitab
Studi survey kitab meliputi bagaimana memperoleh suatu pandangan atas seluruh kitab. Pandangan dari atas kebawah pada kitab dengan jalan membacanya beberapa kali tanpa berhenti karena hal yang rinci (detail). Lalu anda mengajukan pelbagai pertanyaan tentang latar belakang dan isi untuk kemudian mencoba menyusun rangkuman dalam bagan horizontal. Tujuannya adalah memperoleh pengertian umum dari tujuan, tema, struktur dan isi yang telah dipilh oleh penulis.
10)  Metode Analisis Pasal
Analisis bab atau pasal adalah bagaimana memperoleh pengertian dari bahan-bahan yang ada dalam bab dari kitab dengan meneliti saksama setiap paragraf, kalimat, dan kata secara intensif, rinci dan dengan cara sistematis. Tiga bagian dari metode ini adalah ikhtisar bab, analisis ayat demi ayat, dan konklusi bab.
11)  Metode Sintesis kitab
Metode sintesis studi Alkitab mengenai mempelajari kitab secara kesatuan yang utuh dengan membacanya terus beberapa kali dan mengikhtisarkan isinya atas dasar studi dan analisa terlebih dahulu pada tahap satu dan kedua. Kata sintese berasal dari bahasa Yunani “Syn” yang berarti bersam dan “the” yang berarti menempatkan, sehingga arti seluruhnya ialah “menempatkan bersama”. Sintese adalah kebalikan dari analisa, yang berarti “memisahkan”.
12)  Metode Analisa Ayat-ayat
Metode analisa ayat-ayat studi Alkitab meliputi pemilihan bagian dari Alkitab dan meneliti detailnya dengan bertanya, menemukan referensi silang, dan mengungkapkan kembali dengan kata-kata sendiri arti ayat yang dianalisa. Lalu anda menulis aplikasi pribadi yang mungkin dilakukan.

            

C.   PENELAAHAN
a)    Pengertian Penelaahan
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, penelaahan berasal dari kata dasar telaah yang berarti penyelidikan; kajian; pemeriksaan; penelitian. Sebelum memahami arti dari penelaahan saya akan menjelaskan pengertian dari Menelaah dan Penelaah. Menelaah artinya mempelajari; menyelidik; mengkaji; memeriksa; menilik.Dan penelaah artinya orang yang menelaah; orang yang mengkaji; penyelidik; pemeriksa; peneliti. Jadi dari definisi dari arti kata diatas maka Penelaahan bararti proses; cara; dan perbuatan menelaah.

b)    Pengertian Penelitian
Karena kata penelaahan jarang digunakan, maka kami akan lebih menekankan kepada kata “penelitian/research”. Kata penelitian (research) berasal dari kata “reserare” (bahasa Latin) yang berarti mengungkapkan. Secara etimologis, kata “research” berasal dari kata “re” dan “to search”. RE berarti kembali dan TO SEARCH berarti mencari. Jadi, secara etimologis, penelitian berarti mencari kembali atau mengungkapkan.
Bila diperhatikan secara lebih cermat, dalam batasan apakah penelitian itu maka akan di peroleh bahwa setiap pakar akan memberikan jawaban yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut di antaranya di pengaruhi oleh adanya factor yang melatarbelakangi seorang peneliti disamping factor pengalaman yang telah dimiliki dalam hidup seorang peneliti.
Penelitian tidak lain adalah art and science guna mencari jawaban terhadap suatu permasalahan (Yoseph dan Yoseph, 1979). Karena seni dan ilmiah maka penelitian juga akan memberikan ruang yang akan mengakomodasikan adanya perbedaan tentang apa yang di maksud dengan penelitian.
Penelitian dapat pula diartikan sebagai cara pengamatan atau inkuiri dan mempunyai tujuan untuk mencari jawaban permasalahan atau proses penemuan, baik Discovery maupun invention. Discovery diartikan hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada, sebagai contoh misalnya penemuan benua Amerika adalah penemuan yang cocok untuk arti Discovery. Sedangkan Invention dapat diartikan sebagai penemuan hasil penelitian yang betulbetul baru dengan dukungan fakta. Misalnya hasil cloning dari hewan yang sudah mati dan dinyatakan penuh, kemudian diteliti untuk menemukan jenis yang baru.
Penelitian menurut Kerlinger (1986) ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik sistematis, terkontrol, empiris dan mendasarkan pada teori dan hipotesis atau jawaban sementara. Beberapa karakteristik penelitian sengaja ditekankan oleh Kerlinger agar kegiatan penelitian berbeda dengan kegiatan professional lainnya. Penelitian berbada dengan kegiatan yang menyangkut tugas-tugas wartawan yang biasaya meliput dan melaporkan berita atas dasar fakta. Pekerjaan mereka belum di katakana penelitian, karena tidak dilengkapi karakteristik lain yang mendukung agar dapat dikatakan hasil penelitian, yaitu karakteristik mandasar pada teori yang ada dn relevan dan dilakukan secara intensif dan dikontrol dalam pelaksanaannya.
Dari beberapa pendapat tersebut jelas kiranya bahwa setiap orang pada prinsipnya akan memberikan pengertian tentang penelitian berbeda-beda. Perbedaan tersebut biasanya tergantung dengan beberapa factor seperti diantaranya : latar belakang pengetahuan seseorang, kehidupan seseorang, dan pengalaman yang dimiliki oleh seseorang itu. Sebagai jawaban atas pertanyaan tentang apakah penelitian itu? Dapat disimpulkan bahwa: “ penelitian adalah usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis, terkontrol, mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat denga fakta dan gejala yang ada.
Dari apa yang telah dijelaskan diatas, penelitian juga mempunyai tujuan-tujuan yang akan dicapai. Beberapa tujuan yang hendak dicapai dapat dilihat diantaranya termasuk pada keterangan dibawah ini:
a.    Memperoleh informasi baru
b.    Mengembangkan dan menjelaskan data penelitian
c.    Menerangkan,Memprediksi, dan Mengontrol suatu ubahan



  



PENUTUP
v  KESIMPULAN
Dari apa yang telah saya kaji diatas, yaitu tentang Alkitab, Metode, Penelaahan, Sekolah dan Jemaat. Maka dari itu saya mengambil suatu kesimpulan bahwa pengertian dari Metode Penelaahan Alkitab di Sekolah dan Jemaat yaitu cara-cara yang sudah diatur atau disusun dengan teratur untuk melakukan suatu kajian/penelitian yang menjadi maksud Allah dalam nats-nats Alkitab (yaitu dalam PL dan PB) untuk diajarkan kepada setiap siswa disekolah dan juga warga jemaat.







DAFTAR PUSTAKA
Ø  Ensiklopedia Alkitab Elektronik
Ø  Kamus Besar Bahasa Indonesia Elektronik
Ø  W. J. S. Purwadarmita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta : 2007
Ø  Prof. Dr. H. Darmadi, Mtetode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung : 2011

Ø  Dr. U. Silalahi, Metode Penelitian Sosial, Refika Aditama, Bandung : 2010

1 komentar: